REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PSSI menyatakan pemutihan status tujuh klub yang sudah dikeluarkan dari keanggotaan induk olah raga sepak bola itu, tergantung dari hasil pembahasannya di Kongres PSSI yang akan digelar 17 Oktober mendatang.
"Itu juga ditentukan bagaimana pemilik suara yang memiliki hak memutuskan," kata Sekjen PSSI Azwan Karim, seperti dikutip Antara, di Jakarta, Rabu (7/9).
Klub-klub terhukum itu terdiri dari Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Lampung FC, Persipasi Bekasi, dan Persewangi Banyuwangi. Status mereka telah dibicarakan komite eksekutif PSSI dalam rapat di Solo pada Selasa (6/9).
Rapat tersebut menyetujui status tujuh klub tersebut akan dikembalikan dan disepakati tak harus bermain dari kompetisi bawah. Mereka diizinkan berlaga di Divisi Utama.
"Kami akan terbitkan surat untuk ketujuh klub itu agar hadir di Kongres Pemilihan, untuk dibahas dan dijelaskan ke para pemilik suara situasi para klub tersebut. Intinya sesuai statuta yang ada dan kenapa ditentukan di divisi utama karena mereka pernah main di liga teratas," tutur dia.
Sebelumnya, Persebaya Surabaya, Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Lampung FC, Persipasi Bekasi dan Persewangi Banyuwangi dicoret dari keanggotaan PSSI karena mereka dianggap mengikuti kompetisi ilegal.
Tahun 2013 lalu, terjadi dualisme kompetisi sepak bola di Indonesia yaitu ISL dan IPL, sementara kompetisi yang diakui oleh FIFA adalah ISL, namun para klub tersebut memutuskan untuk bermain di IPL, sehingga status mereka dibekukan oleh PSSI.