REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Save Our Soccer menduga sejumlah atlet dan pelatih asing di Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016 tidak memiliki legalitas. Kementerian Pemuda dan Olahraga (Menpora) mengungkapkan, sejak awal tidak ada laporan status legalitas tersebut.
“Nggak ada. Mereka (PT Gelora Trisula Semesta/GTS) sebagai penyelenggara ISC 2016 tidak pernah memberikan laporan berapa jumlah atlet dan pelatih yang valid legalitasnya. Saya tahu betul itu," kata Juru Bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto, kepada Republika, Jumat (9/9).
Gatot menyatakan, pihak PT GTS hanya melaporkan jadwal pertandingan dan regulasinya. Selain itu, lanjut dia, PT GTS tidak pernah menyampaikan detail setiap nama atlet dan pelatih yang mengikuti pertandingan.
“Untuk itu dengan adanya dugaaan masalah legalitas atlet dan pemain, kami Kemenpora memberikan respons dengan meminta PT GTS bisa memberikan jaminannya mengenai proses legalitas pemain dan pelatih," ungkap Gatot.
Kemenpora memberikan waktu dua pekan sejak surat ultimatum kepada PT GTS diberikan. Surat tersebut ditandatangani pertanggal 6 September 2016. Diketahui, setiap pemain dan pelatih yang diduga belum memiliki legalitas, sudah dijatuhkan sanksi. Kemenpora meminta mereka yang belum memiliki legalitas tidak bisa bermain di ISC 2016.