REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di Istana Merdeka, Jumat (9/9). Dalam pertemuan tersebut, Jokowi meminta bantuan Duterte untuk penyelesaian kasus haji ilegal yang melibatkan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI).
Mulanya, Presiden menyampaikan terima kasih pada Duterte karena 168 calon haji asal Indonesia yang menggunakan paspor Filipina telah dipulangkan. Namun, sampai saat ini masih ada sembilan calon haji lainnya yang masih tertahan di Manila. "Kami meminta agar dibantu penyelesaiannya," kata Jokowi.
(Baca juga: Duterte Minta Maaf pada Jokowi)
Ia kemudian menyebut adanya 700 WNI yang telah berangkat ke Arab Saudi untuk beribadah haji namun menggunakan kuota Filipina. Presiden juga meminta agar kasus haji ilegal tersebut dapat diselesaikan bersama-sama.
Selain soal haji, Jokowi sempat menyinggung soal isu keamanan laut perbatasan yang kerap menjadi lokasi pembajakan. Presiden menyampaikan harapannya agar Indonesia dan Filipina dapat bekerjasama meningkatkan keamanan di laut Sulu.
"Kita harapkan ke depan tidak ada masalah keamanan laut lagi dan kita akan sama-sama berpatroli demi keamanan di Laut Sulu," ucap Jokowi.