REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Destinasi wisata halal terus didengungkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasar Timur Tengah menjadi salah satu prioritas utama.
Meski menyasar wisatawan muslim, terutama dari kawasan Timur Tengah, Plt Kepala BPPD NTB, Afan Ahmad berupaya keras agar Lombok tidak menjadi seperti kawasan Puncak, Jawa Barat, terkait maraknya pernikahan ilegal oleh turis asing.
"Upaya kita agar tidak seperti di Puncak. Ini upaya kita bersama untuk menjaga dan memelihara ini," ungkap Afan Ahmad dalam jumpa pers di kantor Disbudpar NTB, Kota Mataram, NTB, Senin (19/9).
Ia menambahkan, kehadiran destinasi wisata halal tak lantas menghilangkan sejumlah wisata konvensional yang sudah terlebih dahulu hadir seperti Gili Trawangan. "Kita sepakat dengan Asita, dalam rangka menjual paket (wisata halal) ini tidak termasuk di Gili Trawangan," ungkapnya.
Hal serupa ditegaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Lalu Muhammad Faozal, yang menegaskan konsep destinasi wisata halal berbeda dengan apa yang terjadi di Kawasan Puncak. "Soal wisata halal, kita tidak mau seperti konsep di Puncak," ucapnya.
Demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara asal Timur Tengah khususnya, Pemerintah Provinsi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) akan menyelenggarakan Internasional Halal Travel Fair (IHTF) pada Rabu (21/9) dan Kamis (22/9) di NTB.