REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Meski salah satu keimanan seorang Muslim adalah beriman kepada hal yang ghaib, namun tidak ada yang mengetahui hal yang ghaib kecuali Allah SWT, yang telah merinci seperti apa orang yang beriman dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS Al Baqarah ayat 3)
Pengetahuan Allah SWT dan manusia jelas berbeda dan perbedaananya terletak pada dua hal. Pertama, Allah SWT mengetahui segala sesuatu termasuk hal ghaib. Kedua, pengetahuan-Nya bersifat pasti, bukan bersifat dhanni (dugaan/prasangka).
Sedangkan pengetahuan manusia tidak akan mampu mencapai kedua hal tersebut, baik secara kuantitas maupun kualitas. Ingatlah, bahwa Alquran telah menyampaikan tentang pengetahuan manusia yang hanya sedikit. Allah SWT berfirman:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, 'Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.'" (QS Al Isra ayat 85)
وَمَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ ۖ وَإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا
"Dan mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti dugaan, dan sesungguhnya dugaan itu tidak berfaedah sedikit pun terhadap kebenaran." (QS An Najm ayat 28)