REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT, SUMUT -- Sebanyak 125 kepala keluarga (KK) terpaksa mengungsi akibat banjir di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Mereka mengungsi ke perumahan yang berada di Jalan Lintas Sumatera Desa Cempa Hinai.
"Mereka sekarang ditampung disana menunggu air di pemukiman mereka surut," kata Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Irwan Sahri di Stabat, Kamis (22/9).
Irwan menjelaskan 125 kepala keluarga yang mengungsi itu terdiri dari warga dua desa yaitu Cempa dan Batu Malenggang yang pemukimannya paling parah dilanda banjir hingga sekarang ini.
Dapur umum buat para pengungsi juga sudah disiapkan oleh BPBD termasuk berbagai bantuan kepada para pengungsi juga sudah datang baik dari Kantor Sosial, Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan PDAM Tirta Wampu.
Namun demikian hingga sekarang ini masih terdapat 1.989 kepala keluarga lagi yang masih terdampak banjir pada tiga kecamatan yaitu Tanjungpura sebanyak 1.036 kepala keluarga, Padang Tualang 104 keluarga.
Sementara untuk kecamatan Hinai terdapat 849 kepala keluarga lagi yaitu di desa Tamaran 29 kepala keluarga, Batu Malenggang 340 KK, Cempa 327 Kk, Suka Damai 108 KK, Tanjung Mulia 15 KK, Perkebunan 30 KK. "Kita berharap air yang merendam pemukiman penduduk ini bisa secepatnya surut seperti yang sudah pada kecamatan lainya yang juga terkena banjir yaitu Stabat, Sei Lepan, Secanggang," sambungnya.
Sementara itu, pengungsi dari Tanjungpura Surkani berharap agar pemerintah Langkat dapat segera memberikan bantuan buat warga yang masih terdampak banjir yang butuh bantuan berupa bahan makanan maupun bantuan kesehatan. "Ada beberapa tempat warga sudah mulai terkena penyakit gatal-gatal, masuk angin, diakibatkan banjir yang masih menggenang di pemukiman mereka sekarang ini," katanya.
Selain itu juga Surkani meminta agar Pemprov Sumatera Utara segera mengeruk sungai Batang Serangan yang kondisinya terus semakin dangkal, bila tidak hujan turun sedikit saja di hulu bisa mengakibatkan banjir di hilir seperti di Tanjungpura.
"Ini masalah yang setiap tahunnya terus dirasakan warga Tanjungpura, apabila hujan deras beberapa hari saja maka banjir akan melanda kawasan itu, sebab kontur Tanjungpura seperti kuali, jadi solusi yang dilakukan keruk Sei Batang Serangan, tinggikan tanggul, keruk waduk, diharapkan banjir akan terkurangi," ungkapnya.