REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, kepulauan Natuna yang berada dekat dengan kawasan Laut Cina Selatan merupakan wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia. TNI, kata Panglima, siap menjaga kedaulatannya.
"Itu sudah harga mati, tidak ada tawar-menawar dan tidak ada negosiasi lagi. Natuna mutlak merupakan wilayah NKRI," tegas Panglima, usai memberikan kuliah umum dalam Dies Natalis ke-53 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Senin (26/9).
Untuk mengokohkan posisi Natuna sebagai wilayah NKRI, Panglima menyatakan, pihaknya akan membangun pangkalan kekuatan TNI di Natuna. Baik pangkalan TNI AU, pangkalan TNI AL, maupaun pangkalan TNI AD. Dia menyatakan, pembangunan pangkalan militer di Natuna hingga saat ini masih dalam proses.
"Kita berharap, dalam waktu 2-3 tahun, seluruh pangkalan TNI sudah ada di sana," katanya.
Dalam kuliah umum yang dihadiri segenap civitas akademika Unsoed, para perwira tinggi TNI, dan juga para tokoh masyarakat di wilayah eks Karesidenan Banyumas tersebut, Panglima juga sempat menyinggung gesekan yang sempat terjadi dengan penjaga laut RRC.
Dalam hal ini, nelayan dengan kapal berbendera RRC mencari ikan di kawawan perairan Natuna dengan pengawalan dari kapal Coast Guard. Menurut Panglima, adanya pengawalan seperti ini menunjukkan bahwa mereka menganggap wilayah perairan tersebut merupakan negara mereka.
Untuk itu, ketika ditanya wartawan seusai memberikan kuliah umum, Panglima menegaskan bahwa Natuna merupakan wilayah NKRI. "Itu sudah harga mati. Tidak ada negosiasi atau tawar-menawar," katanya.