REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta menggelar Wisuda Ke-5 tingkat sarjana (S1) dan diploma (D3), Selasa (27/9) di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Dalam prosesi penting tahunan inilah STAINU Jakarta berkomitmen untuk terus mencetak para sarjana Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah secara profesional.
Dalam sambutannya, Ketua STAINU Jakarta H Syahrizal Syarif mengatakan, persaingan global di segala bidang semakin nampak. Tantangan ini sangat diperhatikan oleh STAINU Jakarta untuk mencetak sebanyak mungkin lulusan-lulusan berkualitas secara akademik.
Selain itu, tambahnya, lulusan berkualitas yang dihasilkan STAINU Jakarta tidak akan meninggalkan akar tradisi dan budaya masyarakat Indonesia yang berkembang selama berabad-abad. “Hal ini hanya bisa dilakukan para lulusan jika dibekali dengan Aswaja yang memiliki karakter moderat, ramah, dan toleran. Pemahaman ini bahkan sudah menjadi kurikulum wajib di STAINU Jakarta,” ujar Syahrizal.
Dia juga mengungkapkan bahwa perguruan tinggi yang dipimpinnya ini secara terus menerus akan melakukan reformasi perkuliahan secara digital. Selama ini sistem di STAINU Jakarta telah terintegrasi secara digital. Ke depan, imbuhnya, STAINU juga akan segara menerapkan sistem E-Learning.
Di akhir sambutannya, Syahrizal berpesan kepada para wisudawan dan wisudawati agar menjadi sarjana yang berperan nyata di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya dituntut bekerja pada bidangnya, tetapi juga bekerja secara profesional apapun bidang yang digelutinya.
Hadir dalam wisuda ini antara lain, Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Menpora RI H Imam Nahrawi, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, Ketua BP3TNU H Marzuki Usman, Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi, Ketua PP LP Ma’arif NU H Arifin Junaidi, para Dosen dan Civitas Akademika STAINU Jakarta, Ketua panitia Aris Adi Leksono.
Wisuda ke-5 ini, STAINU Jakarta berhasil mencetak 248 lulusan sarjana dan diploma dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Perbankan Syariah, dan Ahwalul Syakhsiyah.