Senin 03 Oct 2016 09:41 WIB

Pentagon Bayar Rp 7 Triliun Buat Video Teroris Palsu

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Tentara AS di Baghdad,Irak.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Tentara AS di Baghdad,Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon membayar firma hubungan masyarakat (PR) asal Inggris, Bell Pottinger sebesar 540 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun untuk menciptakan video teroris palsu di Irak. Ini dilakukan sebagai bagian kampanye propaganda rahasia. Namun rahasia ini terkuak oleh Biro Jurnalisme Investigasi.

Firma PR Bell Pottinger selama ini memang terkenal sering menerima klien kontroversial antara lain Pemerintah Arab Saudi, yayasan pemimpin Cile Augusto Pinochet, dan militer Amerika Serikat. Klien-klien ini sering meminta perusahaan tersebut untuk membuat kampanye propaganda rahasia.

Seperti dilansir Middle East Monitor, perusahaan tersebut melapor kepada CIA pembuatan video teroris palsu dilakukan untuk menggambarkan sisi negatif Alqaidah. Dalam video tersebut dibuat seolah-olah berasal dari TV Arab padahal buatan Barat.

Video teroris palsu ini sebenarnya dilakukan untuk mencari jejak para simpatisan Alqaidah. Baik Gedung Putih maupun Jenderal David Petraeus menandatangani persetujuan konten video teroris palsu tersebut.

Firma PR Bell Pottinger langsung melakukan tugasnya begitu Amerika melakukan invasi ke Irak. Firma tersebut juga diminta untuk mempromosikan pemilu yang demokratis.

Mantan pegawai Firma PR Bell Potinger, Martin Wells mengatakan ia langsung bekerja di Irak begitu diangkat menjadi editor video oleh Bell Potinger. Ia diminta mengedit konten video rahasia di Baghdad dengan sandi 'operasi psikologi'.

Video teroris palsu ini hanya bisa dilihat dengan Real Player yang membutuhkan koneksi internet. Video teroris palsu diberi kode yang terhubung dengan Google Analytics untuk memudahkan militer Amerika mencari tahu di mana video tersebut diputar.

Menurut Wells, video teroris palsu itu diputar di Iran, Suriah, dan Amerika. "Jika dalam 48 jam diputar di sejumlah negara lain di dunia maka ini akan menjadi menarik."

Di tempat berbeda, Pentagon mengakui Bell Pottinger memang melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh Pentagon. Mereka bekerja di bawah Information Operations Task Force (IOTF). Mereka juga bekerja di bawah Joint Psychological Operations Task Force (JPOTF). Namun Pentagon menolak berkomentar lebih lanjut.

Dokumen menunjukkan Pentagon membayar 540 juta dolar kepada Bell Pottinger dengan kontrak antara 2007 dan 2011. Kontrak lain sebesar 12 juta dolar AS pada 2006. Firma tersebut mengakhiri kontraknya dengan Pentagon pada 2011.

Terungkap pula pada 2005 perusahaan PR Washington, Lincoln Group memuat artikel di surat kabar Irak yang diam-diam ditulis militer AS. Penyelidikan Pentagon membersihkan kelompok tersebut dari kesalahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement