REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan telah membunuh pemimpin senior Ikhwanul Muslimin (IM), Selasa (4/10). Kementerian mengatakan ia bertanggung jawab atas kelompok bersenjata sayap IM.
Dua pemimpin yang tewas adalah Mohamed Kamal (61 tahun) dan Yasser Shehata. Menurut kementerian, pasukan menggerebek sebuah apartemen di Kairo setelah mengetahui mereka tinggal di sana.
Menurut akun media sosial IM, Kamal menghilang sejak Senin sore tanpa penjelasan lebih lanjut. IM bersikeras mereka adalah organisasi damai. Reuters tidak bisa menjangkau IM untuk dimintai komentar.
Sementara Shehata telah divonis penjara 10 tahun dalam pengadilan absentia. Ia dinyatakan bersalah atas tuduhan menyerang penduduk dan memaksa pengurungan sejumlah orang di markasnya.
Kamal juga divonis penjara seumur hidup dalam pengadilan absentia. Ia adalah salah satu pemimpin penting dan berpengaruh di IM. Ia juga anggota Guidance Bureau. Ia menjabat Komite Administratif atau komite pemuda.
Ia mengundurkan diri dari komite tersebut pada Mei 2016 karena komite ditentang oleh pemimpin tinggi lain di organisasi. IM adalah gerakan Islam tertua di Timur Tengah. IM juga oposisi politik utama di Mesir.
IM selalu mengatakan mereka kelompok damai. Sejak presiden yang diusung IM dikudeta militer, kelompok ini dianggap sebagai kelompok teroris. Presiden dari militer, Abdel Fattah al-Sisi telah meluncurkan serangkaian aksi menangani IM dengan memenjarakan hingga eksekusi.