REPUBLIKA.CO.ID, BITUNG -- Harga komoditas vanili di Sulawesi Utara (Sulut) menembus Rp 3,7 juta per kilogram pada Oktober 2016. Harga tersebut naik karena stok di daerah itu telah habis dan hanya mendapatkan stok dari luar daerah.
Pengekspor vanili Kota Bitung, Sulut Allo Duman di Bitung, Senin (10/10) mengatakan harga itu sudah bergerak naik sejak enam bulan terakhir. Dia mengatakan, pihaknya hanya mendapatkan stok dari Papua dengan kualitas nomor dua. Terakhir, dia membeli dari petani Sulut sebanyak 1,8 ton, dengan harga Rp 3,7 juta per kiligram.
Allo mengakui kualitas terbaik untuk komoditas vanili sebenarnya berasal dari Sulawesi Utara. Namun karena di era 2000-an, harganya anjlok sampai Rp 5.000/kg mengakibatkan petani tidak lagi membudidayakan tanaman vanili.
Stok 1,8 ton itu pun, Allo mengatakan sudah disimpan sejak 2003. Namun baru di jual dengan harga tersebut. Padahal sebelumnya, dia pernah berusaha membeli dengan harga Rp 2 juta per kilogram pada awal Juli 2016. "Sebagai eksportir kami terus mencari komoditas vanili sampai ke pelosok Papua untuk diekspor, namun di daerah itu pun mulai langka," ungkapnya.
Dia menambahkan harga komoditas ini akan menurun jika Madagaskar mengalami panen raya. Kkarena saat ini negara itu menjadi penentu harga vanili di tingkat internasional. Itupun, kata dia, setelah petani vanili Sulawesi Utara tidak membudidayakannya lagi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Ikuti Whatsapp Channel Republika