REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap diprakirakan masih dilanda cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan. Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo meminta masyarakat untuk tetap waspada.
"Cuaca ekstrem ini terjadi akibat pengaruh sirkulasi arus Eddy di Laut Jawa utara Jateng, siklon tropis Songda di Samudera Pasifik timur Filipina, tekanan tinggi di barat Australia dan tekanan rendah di utara Australia serta adanya pengaruh La Nina," kata Teguh Wardoyo di Cilacap, Senin (10/10).
Ia memperkirakan hujan ekstrem di Kabupaten Cilacap masih berpeluang terjadi dan lokasinya bergeser. Dalam hal ini, dia mencontohkan curah hujan pada 8 Oktober 2016 di kota Cilacap mencapai 181 milimeter sehingga termasuk kategori ekstrem.
"Kalau di wilayah barat Cilacap pada 9 Oktober tidak terpantau. Kami hanya menerima laporan kalau ada banjir dan longsor di sana," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kemungkinan banjir dan longsor karena intensitas hujan diprakirakan masih tinggi akibat adanya fenomena La Nina. "Apalagi sekarang belum memasuki puncak musim hujan yang diprakirakan akan berlangsung pada bukan November, Desember dan Januari," katanya.