REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif berpendapat, ketiga pasangan calon yang akan berkontestasi di Pilkada DKI Jakarta sudah memiliki pemilih militan masing-masing. Akibatnya, mereka hanya tinggal memperebutkan suara sekitar 18-24 persen dari total pemilih.
"Sekarang yang diperebutkan kan sebenarnya hanya pemilih yang belum menentukan pilhan saja, yakni antara 18-24 persen, karena masing-masing pasangan calon ini mempunyai pemilih militan yang kuat juga," kata Ali saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (11/10).
Pasangan Ahok-Djarot, kata Ali, pemilih militannya adalah masyarakat di tingkat menengah ke bawah. Sebab, di balik sikap arogansinya dan cara kasar dalam merespon masalah, tapi kinerjanya masih terbilang baik.
"Termasuk misalnya mengatasi masalah problem kota dan reformasi birokrasi. Itulah kan yang sebenarnya agenda real yang diinginkan kelas bawah toh?" ujar Ali.
Sementara itu, pemilih militan pasangan Anies-Sandiaga berada pada masyarakat Jakarta yang berada di kelas menengah. Kelas menengah yang dimaksud adalah yang memiliki sentimen terhadap identitas keagamaan.
Pasangan Agus-Sylvi, kata Ali, pemilih militannya didominasi oleh masyarakat yang dari segi etnis tidak terlalu Betawi. Tapi, orang-orang berlatar belakang Jawa dan yang mendambakan tokoh baru.