Selasa 11 Oct 2016 13:50 WIB

Kapolri tak Puas dengan Program 100 Hari

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Kapolri Tito Karnavian mengikuti  upacara penyematan tanda Bintang Bhayangkara Utama  di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/10).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kapolri Tito Karnavian mengikuti upacara penyematan tanda Bintang Bhayangkara Utama di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (7/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengaku tak puas dengan program 100 hari pertamanya.  Tito mengatakan program 100 hari seharusnya bisa membuat kepercayaan publik pada Polri meningkat. Dengan begitu, tingkat kriminalitas dapat berkurang.

Namun, 100 hari pertama menjabat sebagai Kapolri, Tito mengaku masih banyak yang harus diperbaiki. Diantaranya, pertama kinerja aparat kepolisian yang yang belum maksimal dan profesional. Kedua, kultur aparat seperti arogansi polisi, budaya koruptif, dan penggunaan kekerasan yang berlebihan. Ketiga, manajemen media yang kurang pas.

"Tiga hal itu yang harus diperbaiki. Jadi perbaikan kinerja sekitar 20 persen dari persepsi publik. Kultur 20 persen, dan di era media saat ini, manajemen media berpartisipasi sekitar 60 pesen," ujarnya, Selasa (11/10).

Ia pun beranggapan program 100 hari pertamanya menjabat masih belum maksimal. Perubahan dan kepercayaan publik, lanjutnya, baru terjadi pada jajaran elite Polri.

"Secara secara umum dengan banyak peristiwa yang terjadi, kebijakan ini baru sampai di tingkat middle manager ke atas. Tapi di foot soldier belum tersosialisasi dengan baik. Sehingga saya lihat kemajuan ada di tingkat manajer ke atas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement