REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Warga setempat mengatakan ISIS telah mengeksekusi belasan anggota polisinya di Mosul, Irak. Eksekusi dilakukan setelah muncul upaya percobaan pembunuhan terhadap pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Media Irak, al-Sumaria, melaporkan ISIS menumpas pemberontakan yang dilakukan kepolisian dan melakukan eksekusi massal, pada Senin (17/10). Pemberontakan ini merupakan pemberontakan kedua yang terjadi dalam satu minggu terakhir.
"Melalui media mereka di Mosul, ISIS mengumumkan mereka telah menumpas pemberontakan terhadap Abu Bakr al-Baghdadi yang dilakukan oleh kepolisian Negara Islam," ujar seorang warga, dikutip dari Middle East Eye.
Pemimpin pemberontakan diketahui bernama Abu Othman, yang menjabat sebagai kepala kepolisian ISIS di Mosul. Othman dilaporkan memimpin angkatan bersenjata dalam melancarkan serangan di empat lokasi, tempat al-Baghdadi diduga bersembunyi.
"Pejuang ISIS membunuh kepala polisi dan beberapa orang lainnya. Kemudian mereka melakukan eksekusi massal terhadap puluhan anggota kepolisian di tempat bentrokan terjadi," kata warga itu.
Laporan adanya perselisihan internal ISIS terjadi setelah pasukan Irak berupaya menguasai kembali kota Mosul. Mosul merupakan kota terbesar kedua di Irak yang telah berada di bawah penguasaan ISIS sejak 2014.
Angkatan bersenjata Irak, mengumumkan pada Senin (17/10) sore bahwa mereka telah merebut kembali tiga desa di bagian tenggara kota, tanpa perlawanan. Tentara Irak maju ke arah Mosul bersama dengan milisi yang didukung Iran dan pasukan Kurdi.
Petinggi ISIS di Mosul dilaporkan telah menghadapi beberapa percobaan pemberontakan kecil sebelumnya. Pada Jumat (14/10), ISIS mengeksekusi 58 anggotanya yang diduga ikut dalam rencana pembunuhan pemimpin ISIS.
Ikuti Whatsapp Channel Republika