REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Amerika Serikat (AS) menilai Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) yang diinisiasi Cina dapat memainkan peran konstruktif dalam perekonomian global. Ini mengingat tingginya permintaan infrastruktur di Asia.
"Karena AIIB sedang mengejar kebijakan yang sehat serta prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang konsisten dengan praktik terbaik internasional di bank pembangunan multilateral lainnya (MDB), AIIB dapat memainkan peran konstruktif dalam perekonomian global," kata Wakil Menteri Keuangan AS untuk urusan internasional Nathan Sheets pada acara yang digelar oleh Center For Strategic and International Studies pada Selasa (18/10).
AIIB mengambil langkah-langkah konstruktif untuk mengatasi permintaan infrastruktur besar-besaran di Asia. "Itu bagus untuk pertumbuhan global," kata Sheets.
Ia menganggap dokumen-dokumen dan proyek-proyek AIIB sebagai tanda-tanda menggembirakan bahwa bank pembangunan multilateral bergerak ke arah yang konsisten dengan standar-standar internasional.
AIIB telah berkonsultasi dengan dan telah mencapai kerangka pendanaan bersama dengan MDB lainnya, seperti Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB), untuk putaran pertama dari proyek-proyeknya. AIIB, bank bukan untuk mencari untung yang diprakarsai oleh Cina, secara resmi didirikan pada Desember 2015 dan mulai beroperasi pada Januari 2016.
Dengan modal dasar sebesar 100 miliar dolar AS, mengutamakan investasi di bidang energi, listrik, transportasi, infrastruktur pedesaan, perlindungan lingkungan dan logistik. Pada Juni 2016, bank menyetujui empat pinjaman pertama, sebesar 509 juta dolar AS, untuk mendanai proyek pembangkit listrik, perumahan dan transportasi di Bangladesh, Indonesia, Pakistan dan Tajikistan.