REPUBLIKA.CO.ID, MOSUL -- Sebanyak 900 orang warga sipil dilaporkan telah melarikan diri dari Mosul, Irak. Mereka diketahui meninggalkan kota dan mencoba menyebrangi perbatasan ke Suriah.
Badan Pengungsi PBB mengonfirmasi ini adalah kelompok skala besar warga sipil pertama yang berhasil melarikan diri sejak Pemerintah Irak memulai serangan ofensif di Mosul. Serangan ini ditujukan untuk merebut kembali kendali atas kota dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Diperkirakan terdapat 1,5 juta orang yang masih berada di Mosul. Sementara itu, di antara mereka terdapat sekitar 5.000 anggota ISIS. yang dikhwatirkan akan menggunakan warga sipil sebagai 'perisai' atau tameng, seiring pasukan Irak mulai mendekat ke pusat kota.
Namun, dengan pergerakan sejumlah warga sipil dalam skala besar menunjukkan kelompok militan tersebut tidak mampu menahan mereka untuk mempertahankan Mosul. Sementara itu, beberapa meyakini ISIS menggunakan rute yang sama dengan warga lainnya untuk melarikan diri.
Baca juga, Irak Umumkan Serangan Rebut Kembali Mosul.
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sebelumnya juga meminta agar keselamatan warga sipil diutamakan. Ia mengatakan mereka seluruhnya harus dapat meninggalkan Mosul dengan selamat.
"Jika kami tidak berhasil membantu warga sipil yang hendak melarikan diri dari Mosul, maka dengan mudah kami bisa melihat ISIS kembali beraksi," ujar Obama seperti dilansir BBC, Rabu (19/10).
PBB juga telah membuat kamp-kamp pengungsian terbaru dekat dengan Mosul. pihaknya telah memperkirakan sebanyak 200 ribu orang membutuhkan perlindungan pada hari pertama serangan ofensif berlangsung di kota itu.