Ahad 23 Oct 2016 19:44 WIB

Jelang Penetapan Calon di KPU DKI, Ini Komentar Djarot

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Angga Indrawan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) bersama Wakil Djarot Saiful Hidayat mendatangi Gedung DPP PPP Djan Faridz di Jakarta, Senin (17/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kiri) bersama Wakil Djarot Saiful Hidayat mendatangi Gedung DPP PPP Djan Faridz di Jakarta, Senin (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan nama-nama pasangan calon gubernur dan wakil gubernur akan dilakukan oleh KPU DKI Jakarta pada Senin (24/10). Calon pejawat wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat mengatakan belum tahu apakah pasangan calon wajib hadir atau tidak dalam acara penetapan paslon di KPU DKI Jakarta.

"Saya belum tahu apakah pasangan itu wajib datang atau tidak. Kalau memang tidak wajib datang, kami akan tetep kerja konsentrasi lakukan tugas-tugas kita di kantor. Kerjaan sangat numpuk kalau  perlu dilembur. Itu kalau engga wajib datang ya. Kalau wajib, ya harus hadir," kata Djarot menjelaskan di GOR Soemantri Brodjonegoro, Ahad (23/10).

Namun Djarot mengatakan jika pengundian nomor calon, maka paslon diwajibkan hadir. Sebab, paslon harus mengambil nomor. Nomor tersebut tidak bisa diwakilkan oleh orang lain.

"Apakah nomor 1, 2, atau 3. Itu tidak bisa diwakilkan. Tapi kalau penetapan, kan bisa diwakilkan tim kampanye. Kecuali kalau KPU mengatakan bahwa pasangan calon wajib datang, maka kami patuh dan akan datang," ujarnya.

Selain itu, Djarot menuturkan ingin mendapat nomor empat. Hanya saja nomor empat tidak ada dalam nomor pengundian. "Semua nomor bagus dan punya makna. Kalo mauku sih nomor empat, karena aku anak nomor papat. Saya tujuh  bersaudara, saya anak nomor papat. Tapi gak ada nomor empat," katanya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement