REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini Jazuli menilai pengokohan nasionalisme Indonesia sangatlah penting. Pasalnya saat ini ada gejala yang semakin kuat di mana karakter dan indentitas kebangsaan mulai luntur, terutama di kalangan generasi muda bangsa.
Menurut dia, ada dua penyebab identitas kebangsaan mulai luntur. "Pertama, faktor internal karena lemahnya internalisasi nilai-nilai kebangsaan. Dan kedua, karena faktor eksternal, yakni kuatnya pengaruh ideologi liberal dan individualisme sebagai dampak dari globalisasi," kata Jazuli, Rabu (26/10).
Indonesia akan memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober mendatang. Menurut Doktor di bidang manajemen dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, pelajaran penting dari Sumpah Pemuda sangat berharga untuk terus dikaji dan ditanamkan kepada generasi bangsa dalam rangka menghadapi tantangan kebangsaan tersebut.
Pertama, spirit kepeloporan pemuda dalam membangun konsensus kebangsaan. Konsensus yang melahirkan persatuan dan kesatuan Indonesia. "Pemuda dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda bersatu untuk masa depan Indonesia. Semangat persatuan ini yang harus kita teladani," kata Jazuli.
Kedua, tekad pemuda untuk membangun apa yang disebut sebagai karakter dan identitas kolektif sebagai bangsa. Kalimat Sumpah Pemuda yang menyatakan untuk berbangsa satu, berbahasa satu, dan bertumpah darah satu adalah wujud kesadaran kolektif untuk menjaga apa yang menjadi identitas bersama.
Ketiga, Sumpah Pemuda 1928 membuka jalan bagi kemerdekaan Indonesia dalam membangun fondasi negara-bangsa. Anggota Komisi I DPR RI tersebut mengatakan tidak ada hasil instan. Kemerdekaan adalah buah dari perjuangan panjang, dan Sumpah Pemuda adalah salah satu tahap pentingnya. Merawat karakter dan identitas bangsa juga butuh perjuangan panjang agar bangsa ini tetap eksis di tengah tantangan dan ancaman global.
Negara-negara di dunia saat ini banyak yang mengalami krisis identitas. Bahkan, hal itu menjadi penyebab utama gagalnya sebuah negara. "Maka, sekuat tenaga kita harus menjaga nasionalisme Indonesia dan menjadikannya relevan sepanjang masa," ujar Jazuli.