REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Petugas kepolisian Cina sedang menyelidiki penyebab kematian lebih dari 200 angsa di sebuah danau di Mongolia.Angsa-angsa tersebut diduga keracunan. Pasalnya, polisi setempat mengatakan ada jejak pestisida ditemukan di tubuh angsa yang mati. Adapun angsa-angsa tersebut diduga diracuni oleh pemburu.
Kematian angsa massal ini ditemukan pekan lalu di Danau Hongtu oleh pasangan tua yang ingin mengambil foto angsa. Di Mongolia, danau Hongtu memang terkenal sebagai tempat singgah angsa yang bermigrasi. Namun, betapa terkejutnya mereka melihat ratusan unggas mati mengambang di permukaan.
Pihak berwenang menawarkan 100 ribu yuan yang setara dengan Rp 192 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan para tersangka.
Selain 233 angsa jenis tundra, 26 angsa mallards juga ditemukan mati di Danau Hongtu yang dalam bahasa Mongolia berarti "Swan Lake” atau “Danau Angsa”. Jenis pestisida karbofuran yang biasa digunakan oleh para pemburu, ditemukan di tubuh angsa yang mati.
Tian Yangyang, anggota organisasi lingkungan Let Birds Fly, mengatakan, restoran di Cina memiliki hidangan angsa rebus. Beberapa di antaranya bahkan menawarkan “pesta angsa" di menu mereka. Terlepas dari kenyataan bahwa banyak hewan rebus yang dibunuh dengan racun, kebanyakan orang di Cina percaya makan binatang liar itu sehat.