REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Populasi margasatwa jenis mamalia, ikan, amfibi, dan reptil turun hampir 60 persen sejak 1970. Hal itu diungkapkan dalam laporan organisasi pelestarian lingkungan WWF di Oslo, Norwegia, Kamis (27/10).
WWF dalam laporannya menyebut indeks yang dikompilasikan dengan data dari Komunitas Zoologi London (ZSL) untuk mengukur keberadaan keanekaragaman hayati turun 58 persen dari 1970 hingga 2012. Angka itu diperkirakan turun lagi hingga 67 persen pada 2020 dengan melihat tren saat ini.
"Margasatwa hilang dari masa kehidupan kita dengan tingkat yang belum pernah kita perkirakan sebelumnya," kata Direktur Jenderal WWF Internasional Marco Lambertini dalam Laporan Kehidupan Planet yang dipublikasikan setiap dua tahun itu.
Indeks tersebut merupakan hasil pelacakan sekitar 14.200 populasi dari 3.700 spesies bertulang belakang yang berasal dari katak berbagai ukuran hingga paus yang panjangnya mencapai 30 meter.
Menurut laporan WWF, meningkatnya populasi manusia menjadi ancaman bagi margasatwa karena alih fungsi lahan hutan untuk perkebunan dan area perkotaan
Faktor-faktor lain, termasuk polusi, pemusnahan dan perburuan satwa liar, serta perubahan iklim. Bahkan masih ada kesempatan untuk mengulang tren tersebut, kata laporan itu. "Intinya....ada penurunan, satwa-satwa liar itu masih belum punah," kata Direktur Pengetahuan ZSL Profesor Ken Norris.
Direktur Konservasi Global WWF Deon Nel kepada Kantor Berita Reuters menyampaikan bahwa hal itu tidak semuanya kabar buruk. "Saya tidak mengatakan semuanya malapetaka dan kesedihan - kami melihat banyak sinyal-sinyal positif," ujarnya.
Satu sinyal yang bisa diharapkan adalah kesepakatan global oleh hampir 200 negara pada tahun lalu untuk membatasi perubahan iklim, seperti halnya membantu pelestarian hutan-hutan tropis, memperlambat perluasan gurun, dan membatasi oksidasi lautan yang disebabkan oleh pembentukan karbon dioksida.
Pada 2015 rencana PBB tentang pembangunan berkelanjutan pada 2030 diupayakan memberantas kemiskinan dengan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada pelestarian lingkungan. Demikian juga, beberapa spesies akan terlindungi. Pada bulan lalu, panda raksasa keluar dari daftar satwa terancam punah setelah ada upaya penyelamatan di Cina.