REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Ash Carter, mengatakan operasi merebut kota Raqqa, Suriah, dari ISIS kemungkinan akan dilakukan beberapa pekan lagi. Setelah operasi Mosul, AS kini tengah mempersiapkan pertempuran di Raqqa, sebagai kota terbesar kedua ISIS secara de facto.
"Itu akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan. Sudah lama menjadi bagian dari rencana kami. Setelah operasi Mosul selesai, selanjutnya Raqqa," ujar Carter, di Paris, Rabu (26/10). Mosul dan Raqqa adalah dua kota utama ISIS yang disebut khalifah. Kedua kota itu menyediakan sumber pendapatan bagi kelompok radikal tersebut.
Militer Irak yang didukung oleh AS dan sejumlah koalisi mulai melancarkan serangan ofensif terhadap Mosul pada 16 Oktober lalu. Pertempuran di Raqqa diharapkan dapat mengikuti sukses operasi Mosul dalam merebut kembali kota-kota utama di provinsi Anbar, Irak barat.
Menurut Carter, menghancurkan Irak dan Suriah berarti juga menghancurkan gagasan mengenai khalifah berdasarkan sebuah ideologi. Namun, sejumlah pihak memperingatkan, AS dan negara lain agar tidak meremehkan tantangan yang dihadapi pasukan mereka saat mencoba mengusir ISIS dari Mosul dan Raqqa.
Seorang pejabat senior militer AS mengatakan, melakukan operasi besar di dua kota, yaitu Raqqa dan Mosul di saat yang sama akan meregangkan koalisi. Dia mengatakan, operasi Raqqa harus menunggu sampai Irak membuat kemajuan yang lebih signifikan di Mosul, dilansir AP Jumat (28/10).