REPUBLIKA.CO.ID, DAKOTA - Suku Indian, yang merupakan penduduk asli Amerika, menentang pembangunan proyek minyak bernilai miliaran dolar di North Dakota. Mereka bersama para aktivis telah melakukan serangkaian unjuk rasa dan akan terus melanjutkan perjuangan meski petugas kepolisian akan menangkap mereka. Polisi menggunakan semprotan merica untuk melawan demonstran yang menolak meninggalkan lokasi pembangunan pipa.
"Beberapa pengunjuk rasa membakar penghalang jalan dan melemparkan batu, botol dan bom molotov di aparat penegak hukum," kata Morton County Sheriff.
Dallas Goldtooth (33), seorang aktivis dari Indigenous Environmental Network, mengatakan, para demonstran kembali berkumpul dan berdoa bersama pada Jumat (29/10). Menurutnya, masih ada banyak kesempatan bagi mereka untuk menghentikan pipa.
"Mereka masih memiliki bermil-mil lahan konstruksi. Masih ada kesempatan untuk mengganggu konstruksi," ujar Goldtooth.
Pipa sepanjang 1.885 km di North Dakota dibangun oleh sejumlah perusahaan yang dipimpin oleh Energy Transfer Partners LP (ETP.N). Pipa ini akan dijadikan akses paling cepat untuk membawa serpih minyak Bakken dari North Dakota ke kilang Gulf Coast AS.
Juru bicara Access Dakota, Vicky Granado, menolak mengomentari unjuk rasa yang terjadi. Ia hanya menyampaikan pembangunan pipa akan lebih aman dan lebih hemat biaya dibandingkan dengan mengangkut minyak melalui jalan darat.
Proyek senilai 3,8 miliar dolar AS atau Rp 49,4 triliun ini membuat penduduk asli marah. Aktivis lingkungan Standing Rock Sioux Tribe, mengatakan pembangunan itu mengancam pasokan air dan mengancam keberadaan situs suci milik suku setempat. Mereka telah melakukan protes selama berbulan-bulan. Sejak 10 Agustus, sebanyak 411 demonstran telah ditahan oleh polisi.
Ketua suku setempat, Dave Archambault II, juga mengatakan ia dan warganya tidak akan mundur dari pertarungan itu. Menurutnya, pembangunan pipa mengancam air mereka, hak-hak mereka, dan martabat mereka sebagai manusia.
Protes pipa Dakota juga dilancarkan oleh sejumlah selebriti Amerika, seperti Shailene Woodley, Susan Sarandon, dan Riley Keough. Aktor Chris Hemsworth juga menunjukkan solidaritasnya melalui akun instagram pribadi. Di tengah protes, pemerintah AS pada September lalu sempat menghentikan pembangunan pipa. Pembangunan itu telah merusak lahan di bawah Danau Oahe, bendungan besar dan penting di Sungai Missouri.