REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tanaman buah naga atau Hylocereus undatus makin digemari warga petani Pekanbaru, Riau, karena bernilai jual tinggi. Buah purba ini diyakini memiliki banyak khasiatnya untuk kesehatan khususnya penyakit kronis.
Acin (35 tahun), pembudidaya tanaman tersebut, kemarin, mengatakan cuaca di Pekanbaru yang panas cocok untuk tanaman asal Mexico itu, sehingga sangat mudah berkembang tanpa perawatan yang ekstra. "Di Pekanbaru juga saat ini, makin banyak pula masyarakat yang senang mengonsumsinya, itulah sebabnya saya membudidaya buah naga," ujarnya.
Sandi (28) seorang petani budidaya buah naga sekaligus penjualnya, mengaku kalau buah naga ini sekarang makin banyak peminatnya di Kota Pekanbaru apalagi saat hari keagamaan seperti Imlek. "Dalam satu malam kami biasanya bisa menghabiskan 25 sampai 30 kilogram buah naga dengan harga jual 30.000 per kilogram," ujarnya.
Buah naga mempunyai khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan manusia diantaranya sebagai penyeimbang kadar gula darah, pelindung kesehatan mulut, pencegah kanker usus, mengurangi kolesterol, pencegah pendarahan dan mengobati keluhan keputihan, dan lain sebagainya. "Saya ingin buat minuman segar buah naga," katanya.
Aliang yang juga salah seorang pembudidaya buah naga dan juga biasa mengkonsumsinya menyatakan, buah naga dikenal karena manfaatnya sebagai tanaman herbal untuk pengobatan tradisional. Selain itu dikalangan masyarakat Tionghoa buah naga dikenal sebagai buah pembawa berkah dan keberuntungan.
"Dari leluhur kami buah naga ini merupakan buah keramat dan buah ini juga merupakan buah yang banyak mengandung makna bagi kami" ujar Aliang. Menurutnya, bagi kalangan masyarakat Tionghoa buah naga atau "thang-loy" tergolong buah purba. Masyarakat setempat menganggap buah ini membawa berkah, sebab itu selalu muncul di setiap acara pemujaan.
Orang-orang suku Indian dan penduduk Mexico juga mengkonsumsi buah naga, mereka menyebutnya dengan pitaya roja atau pitaya merah. Buah naga dihasilkan tanaman sejenis kaktus. Buah asal Mexico ini mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum dan mekar di malam hari.
Setelah bunga layu akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di setiap batangnya. Tanaman ini biasanya diperbanyak dengan cara stek atau menyemai biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanamnya kering, kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40 derajat Celcius. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan.