REPUBLIKA.CO.ID, SINGARAJA -- Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat terus berupaya melestarikan permainan tradisional "mekorot" sebagai salah satu warisan budaya adiluhung.
Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra di Kota Singaraja, Bali, Sabtu (29/10), mengatakan, mekorot ini hanya ada di Buleleng. Permainan mekorot ini mencerminkan bagaimana dinamika masyarakat Buleleng.
Mekorot juga menurutnya adalah sesuatu yang sangat luar biasa. "Kita bisa lihat hari ini ada 500 peserta. Masing-masing peserta membawa tiga layang-layang," ungkapnya.
Pihaknya berharap kegiatan itu bisa terus berlanjut dan pemerintah juga sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti BMF sebelumnya digelar karena merupakan suatu kegiatan yang positif.
Masyarakat juga sangat merindukan bagaimana bermain layang-layang mekorot sehingga bisa terus diselenggarakan. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta dari kaum pemuda.
"Saya berharap kegiatan ini bisa terus dilanjutkan karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang positif dan sangat dirindukan masyarakat," harapnya.
Disinggung mengenai dukungan pemerintah, pihaknya kembali menegaskan Pemkab Buleleng sangat mendukung kegiatan ini. Pemkab Buleleng telah mendukung BMF ini dari tahun lalu yang diselenggarakan serangkaian dengan Lovina Festival.
Dukungan ini mengacu kepada antusiasme warga yang mengikuti kegiatan mekorot ini. "Mudah-mudahan tahun depan antusiasme dan jumlah peserta meningkat," ujar Sutjidra.