Selasa 01 Nov 2016 19:41 WIB

Ini Kunci Menata Jakarta Menurut Agus-Sylvi

Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni (tengah)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni mengatakan penataan tempat tinggal warga bisa berhasil jika terjalin dialog baik antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Sehingga nantinya tidak ada persoalan yang ditimbulkan dari rencana menata permukiman di Jakarta.

"Jadi kata kuncinya adalah komunikasi antara pelayan masyarakat dengan yang dilayani sehingga tidak ada persoalan dalam menata pemukiman di Jakarta," kata Sylviana di sela-sela menghadiri Pengajian Murrobbi di kediaman Adhyaksa dan Mira, Pegadegan Selatan, Jakarta, Selasa (1/11).

Dia menjelaskan menata Jakarta sudah ada master plan rencana tata ruang sehingga jelas mengapa warga tidak boleh tinggal di suatu tempat. Sylviana mencontohkan di Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat jelas tidak bisa ditempati oleh masyarakat sehingga ketika warga yang tinggal di sekitar DAS itu pindah maka membantu masyarakat lain.

"Kalau penjelasan dan dialog seperti itu terjadi diantara pelayan masyarakat dengan masyarakat yang dilayani maka tidak ada persoalan karena mereka akan mengerti," ujarnya.

Sylviana mengatakan persoalan menempatkan warga apakah ke Rumah Susun (Rusun) atau bukan, yang penting masyarakat nyaman dengan penempatan tersebut artinya mata pencaharian mereka tetap ada dan ada ruang berkomunikasi dengan masyarakat lain.

Namun menurutnya yang menjadi persoalan selama ini adalah tidak ada dialog interaktif antara masyarakat dengan pemerintah sehingga warga tidak merasakan pembangunan ini partisipatif.

"Masyarakat tidak merasa pembangunan ini partisipatif, artinya mereka ikut membangun Kota Jakarta. Karena itu saya ingin membangun sinergi antara pemerintah dengan masyarakat sehingga saling menguntungkan," katanya.

Dia mengatakan sudah memiliki rencana penataan daerah di dekat aliran sungai seperti Condet misalnya harus ada penataan di lingkungan tersebut.

Sylviana mencontohkan daerah yang ditata itu bisa dijadikan tempat ecowisata atau agrowisata sehingga multifungsi yaitu bukan hanya menata warga namun menata sesuatu yang menjadi menarik untuk datang dan berkunjung.

"Kalau itu bisa terwujud, mata pencaharian warga tetap tersedia. Itu masuk dalam program Agus-Silvy yang penghijauan dan pembiruan Jakarta, gravity and green city," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement