Rabu 02 Nov 2016 15:13 WIB

Demo 4 November Hanya Demo Biasa

Red: M Akbar
Peserta aksi membentangkan poster di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran, Jumat (21/10).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Peserta aksi membentangkan poster di depan Gedung Sate, Kota Bandung, pada aksi demonstrasi umat Islam terkait pernyataan kontoversi Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mengutip salah satu ayat Alquran, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional (Kornas) Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) menyatakan bahwa demonstrasi yang dilakukan 4 November merupakan hanya demo biasa.

"Demo 4 November itu akan hanya arus massa yang berkumpul dalam satu tempat untuk menyampaikan aspirasinya yang lambat ditangani aparat," ujar Sekjen Fokal IMM, Muhammad Azrul Tanjung, di Jakarta, Rabu (2/11).

Dia menjelaskan bahwa obyek tuntutan massa masih bersifat personal dan terbatas pada ranah hukum. Meski demikian, jika salah langkah dalam menghadapinya dikhawatirkan akan timbul masalah baru dalam skala yang lebih besar.

Untuk itu dia meminta, agar semua pihak agar lebih berhati-hati dan dewasa dalam menyampaikan pernyataan dalam menghadapi demo mendatang.

"Sebenarnya ini tema sensitif, karena isu utamanya adalah penistaan agama. Tapi sayangnya, sekarang sudah dilengkapi dengan bumbu etnis, apriori dan kebencian terhadap perilaku, politik pilkada bahkan sampai ke tingkat perasaan ancaman kedaulatan," lanjut Azrul.

Dia berharap pemerintah bisa bijak dalam mengatasi persoalan tersebut, karena persoalan saat ini merupakan masalah sosial yang menjadi bara dalam alam bawa sadar masyarakat.

"Ini bisa berefek bola salju yang eskalasinya ke mana-mana. Jadi ungkapan tembak di tempat dari aparat, bisa jadi terapi kejut menghentikan massa ke sana, namun sebaliknya justeru bisa menjadi pemicu lanjutan sehingga mereka berkumpul."

Dia menegaskan Jakarta adalah barometer, maka Pilkada DKI Jakarta diharapkan mampu menyudahi demokrasi transisi menjadi demokrasi tertib dan dewasa.

"Tidak kalah penting presiden harus mengambil langkah cepat agar persoalan ini tidak meluas, terutama setelah dengan mendengarkan masukan dari sejumlah ormas Islam," harap dia.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوْا بِطَانَةً مِّنْ دُوْنِكُمْ لَا يَأْلُوْنَكُمْ خَبَالًاۗ وَدُّوْا مَا عَنِتُّمْۚ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاۤءُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۖ وَمَا تُخْفِيْ صُدُوْرُهُمْ اَكْبَرُ ۗ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْاٰيٰتِ اِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan teman orang-orang yang di luar kalanganmu (seagama) sebagai teman kepercayaanmu, (karena) mereka tidak henti-hentinya menyusahkan kamu. Mereka mengharapkan kehancuranmu. Sungguh, telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh, telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu mengerti.

(QS. Ali 'Imran ayat 118)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement