Selasa 08 Nov 2016 17:02 WIB

PBNU Setuju dengan Pernyataan Jokowi Soal Aktor Politik

Presiden Joko Widodo didampingi jajaran menteri kabinet menggelar konferensi pers terkait Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Sabtu (5/11).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo didampingi jajaran menteri kabinet menggelar konferensi pers terkait Aksi Damai 4 November di Istana Merdeka, Sabtu (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud menilai pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi tepat soal dugaan keterlibatan aktor politik pada kerusuhan demonstrasi pada Jumat (4/11). "Presiden memiliki informasi dan akurat dan terbaik dari instansi pemerintah yang kredibel," katanya di Jakarta, Selasa (8/11).

Marsudi telah memperingatkan pendemo yang menuntut keadilan itu dimanfaatkan pihak tertentu untuk kepentingan politik maupun kelompok tertentu. Ia meyakini Presiden Jokowi telah menyeleksi informasi secara ketat dan mempertimbangkan seluruh aspek dengan cermat, sebelum menyampaikan pernyataan tersebut.

Menurut Marsudi, pernyataan presiden mengingatkan agar aksi damai itu berujung terhadap komoditas politik dari pihak tertentu. Ketua PBNU itu meminta seluruh pihak memaknai pernyataan Presiden Jokowi dengan "kepala dingin" untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.

"Pesan yang ditangkap dari pernyataan Presiden Jokowi yakni berbahaya memanfaatkan demo untuk kepentingan politik," ujar Marshudi.

Ditegaskan Marshudi, Presiden mengapresiasi demo karena hak konstitusional saat unjuk rasa berjalan tertib dan sesuai aturan. Jokowi juga dinilai telah mengambil langkah baik sebelum aksi digelar dengan mengadakan pertemuan bersama sejumlah tokoh agama dan ulama.

Selanjutnya, Presiden juga mendatangi NU dan Muhammadiyah setelah demonstrasi berlangsung sebagai langkah untuk membangun komunikasi. "Yang terpenting tuntutan sudah disampaikan kemudian pemerintah telah memberikan tanggapannya," ujar Marshudi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement