REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menghubungi presiden terpilih AS, Donald Trump, membahas perbaikan hubungan dan kerjasama dalam memerangi terorisme. Demikian kata sumber di Ankara pada Rabu (9/11) waktu setempat.
Turki kecewa atas yang dinilainya keengganan Washington memulangkan pemuka agama Turki, Fethullah Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta gagal empat bulan lalu. Gulen hidup dalam pengasingan di Pennsylvania sejak 1999.
Dalam percakapan 'tulus' seperti digambarkan sumber kepresidenan Turki, Erdogan mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangan tidak terduganya. Dia mengatakan Turki bersama Amerika Serikat adalah sekutu dan bersama-sama saling menghormati kepentingan dan martabat masing-masing.
Sebelumnya, Erdogan mengatakan berharap kemenangan Trump memberikan langkah menguntungkan bagi Timur Tengah dan hak dasar serta kebebasan.