Jumat 11 Nov 2016 22:11 WIB

ISMI Harus Berkembang Cepat

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.
Foto: dok. Istimewa
Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menjelaskan, penguasa riil kehidupan berbangsa sekarang bukan hanya pejabat negara, tapi juga masyarakat sipil, pasar, dan media.

Persepsi benar salah kini dibentuk media. Siapa yang menguasai media, dia yang berkuasa. Penguasa ke dua adalah kekuatan dunia usaha. Dunia usaha amat berperan dalam menghidupi umat.

''Negara hanya bisa memberi gaji lima juga orang saja. Sisanya oleh dunia usaha. Ini tidak bisa dianggap enteng,'' kata Jimly.

Hari ini pun, pemilik modal makin kuat dalam politik yang terbukti dengan kemenangam Donald Trump dalam Pemilu AS pada 8 November 2016. Managed politic dan democration incorporated adalah hal serius.

Hal serupa juga muncul di Indonesia. Pengusaha berhitung potensi kekayaan daerah dan memodali calon kepala daerah bisa dibilang murah. ''Jadi kita lihat betapa penting ekonomi ini,'' kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Ketiga, penguasaan pos politik secara proporsional. Di Indonesia, dari 87 persen umat Islam yang hanya menguasai kekayaan 13 persen. Maka, Jimly melihat penting bagi ISMI untuk berkembang cepat.

Mari belajar dari Rasulullah. Bisnis Rasul dan Khadijah bukan motif pribadi dan keluarga, tapi umat. Dulu, gerakan Islam dan dagang itu jadi satu. Sekarang, urusan dagang jadi politik. Bahkan lebih sibuk berpolitik ketimbang usaha.

Bisnis saat ini pun tidak cukup halal haram, tapi juga baik. Maka harus dibentuk juga manusianya. Yang dibutuhkan dalam ekonomi saat ini tidak hanya lembaga keuangan Islam tapi juga bagaimana sektor riil turut bergerakkan. ''Ini fardhu kifayah. Kita evaluasi diri,'' kata Jimly.

Semua ormas Islam sudah menangkap kesadaran ini dan harus saling dukung serta inklusif. Organisasi adalah alat dakwah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement