Sabtu 12 Nov 2016 23:11 WIB

BPBD Tingkatkan Kewaspadaan Bencana Menyusul Peringatan BMKG

Cuaca buruk (ilustrasi)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Cuaca buruk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta meningkatkan kewaspadaan bencana banjir, longsor, dan angin kencang menyusul peringatan BMKG mengenai peningkatan cuaca ekstrem.

"Assesment dan survei lapangan kaitannya dengan potensi bencana terus kami tingkatkan," kata Koordinator Operasi Pemantauan Potensi Bencara Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD DIY Krisnadi Setiyawan di Yogyakarta, Sabtu (12/11).

Menurut Krisnadi, untuk antisipasi potensi bencana longsor, tim BPBD DIY berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Kulon Progo, masih berfokus meningkatkan pemantauan di kawasan perbukitan Menoreh, Kulon Progo. Kawasan ini dinilai memiliki tingkat kerawanan lebih tinggi daripada daerah lain selama musim hujan.

Operasi pemantauan kawasan Menoreh itu khususnya di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kokap, dan Kalibawang.

"Kami mengirim tim yang setiap saat melakukan pengecekan setiap saat. Tujuannya meminimalisasi dampak bencana," katanya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa untuk mengantisipasi bencana banjir, tim BPBD DIY meningkat koordinasi dengan kabupaten/kota meningkatkan survei di tiga sungai, yakni Sungai Winongo, Sungai Denggung, dan Sungai Gajah Wong.

"Di sepanjang tiga sungai itu banyak tanggul yang rusak dan serta banyak bambu yang hanyut," katanya.

Selain disebabkan dampak cuaca ekstrem, kata dia, bencana banjir juga dipicu perilaku manusia, terutama untuk wilayah hulu sungai, seperti di Kota Yogyakarta.

Di kawasan padat penduduk tersebut, menurut dia, masih relatif cukup banyak titik saluran aliran air dan pembuangan limbah yang belum tertata dengan baik. Di sisi lain, juga terjadi penyempitan dan pendangkalan sungai.

"Jika curah air hujan mencapai 300 milimeter per dasarian, air kemungkinan besar meluap," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang meningkat sehingga berdampak pada makin meningkatnya kejadian bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Yogyakarta.

Potensi cuaca ekstrem itu diperkirakan dipicu oleh beragam fenomena, dari daerah pertemuan angin hingga dipicu oleh skala atmosfer skala lokal maupun skala yang lebih luas.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement