REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI --Di tengah ribuan Komunitas One Day One Juz yang berkumpul di Stadion Patriot Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahad (13/11), Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengatakan, dirinya bersyukur bisa berkumpul di tengah ribuan anggota Komunitas One Day One Juz.
Dia mengungkapkan, di tengah berbagai masalah yang ada, umat Islam tetap bisa berkreasi dalam meningkatkan perannya di Indonesia. Umat Islam tak pernah kehilangan perannya di Indonesia.
Menurutnya, Komunitas One Day One Juz telah memberi kontribusi yang positif, tidak hanya kepada bangsa dan negara namun juga pada dunia. "Serta memberi kontribusi bagaimana mencintai Alquran. Dengan mencintai Alquran, maka umat bisa dekat dengan Alquran," kata Hidayat.
Penggunaan nama komunitas yang memakai bahasa Inggris, menurut Hidayat, sebagai bukti umat Islam adalah ummat yang terbuka. Apalagi, Islam mengajarkan keterbukaan dan mendorong umat untuk belajar dari manapun.
Politikus PKS itu menegaskan, bahwa Alquran dan pencintanya, tak perlu dicurigai dan diawasi sebagai kelompok radikal. Justru, komunitas ini bisa berkomunikasi dengan siapa saja.
Hidayat menyatakan, Alquran mengajarkan umat Islam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. "Alquran tidak mengajarkan kita menjadi ateis, radikalis, dan teroris," ucapnya.
Oleh karena itu, dia menyesalkan, bila ada orang menistakan dan mengolok-olok Alquran. Hidayat menuturkan, Alquran mencetak manusia yang utama. Dengan memegang Alquran, maka bangsa Indonesia menang dalam perjuangan. "Alquran tidak mencetak manusia arogan dan takabur," ujarnya.
Untuk itu dengan adanya Komunitas One Day One Juz dan Olimpiade Alquran, maka para penista dan pengolok-olok Alquran agar segera bertobat. Ia berharap, mudah-mudahkan penista dan pengolok-olok Alquran bisa tercerahkan. Sebab, Alquran panduan bagi seluruh umat manusia.