REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Majelis Wilayah Korps Alumni HMI (KAHMI) Kalimantan Barat meminta aparat untuk bertindak cepat dalam menemukan pelaku pelemparan vihara di Singkawang. Aparat juga diminta untuk segera menggali motif dibalik peristiwa tersebut.
"Apalagi Singkawang saat ini lagi melakukan proses tahapan pemilihan kepala daerah," kata Ketua Majelis Wilayah KAHMI Kalbar M Yusuf, Selasa (15/11).
Namun, kata dia, apapun motifnya, cara-cara kekerasan tidak bisa dibenarkan. "Apalagi berpotensi dapat mengganggu kerukunan dan keharmonisan antarumat beragama dan etnis-etnis yang ada di Singkawang," katanya.
Ia juga menyampaikan duka terhadap korban pelemparan bom molotov di Samarinda. "Siapapun pelakunya, aksi di gereja di Samarinda, adalah tindakan keji dan tidak berperikemanusian apalagi sampai terjadinya korban anak-anak tak berdosa," ujar M Yusuf.
Ia menambahkan tindakan tersebut berpotensi merusak kerukunan dan kedamaian antarumat di sana.
"Sebagai sesama orang Borneo dan atas nama Majelis Wilayah KAHMI Kalimantan Barat, mengutuk keras atas pristiwa pengeboman yg terjadi di Samarinda," ujar dia.
Untuk itu, aparat penegak hukum harus sesegera mungkin mengusut kejadian tersebut dan menghukum siapapun pelakunya secara setimpal.
Pada Senin (14/11) dinihari, sebuah vihara di Kota Singkawang dilempar botol yang diduga bom molotov. Sementara sehari sebelumnya, di Samarinda, Kaltim, terjadi pelemparan ke anak-anak yang tengah bermain di halaman gereja.