REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Intensitas curah hujan di sejumlah wilayah di Jawa Barat beberapa pekan terakhir ini cukup tinggi. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan meminta BPBD Jabar dalam posisi siaga mengingat status darurat kebencanaan terbaru yang ditetapkan pihaknya.
Heryawan mengatakan permintaan tersebut berdasarkan rapat koordinasi antara Pemprov Jabar dengan para pemangku kepentingan dan instansi terkait pada 4 september 2016. Imbauan tersebut juga berdasarkan hasil evaluasi terhadap bencana alam banjir dan longsor yang terjadi di beberapa wilayah di Jabar.
“Saya instruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jabar melaksanakan upaya-upaya kesiapsiagaan keadaan darurat," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher, Selasa (15/11) petang.
Aher berharap BPBD yang terus siap siaga akan mampu meminimalisasi potensi dampak bencana melalui penanganan yang bersifat cepat, tepat dan terpadu, seusai ketentuan peraturan perundangan. Aher pun mengimbau kepada kepala daerah kota kabupaten se-Jabar untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan tindakan-tindakan preventif yang diperlukan.
“Kepada masyarakat saya berpesan untuk selalu berwaspada mengingat rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sampai bulan Mei 2017 curah hujan di berbagai daerah di Jabar cukup tinggi,” katanya.
Tahun ini, kata dia, Pemprov Jabar telah mengeluarkan dua kali status siaga bencana banjir dan longsor. Periode pertama adalah awal tahun ini mulai 4 Januari 2016 hingga 4 April 2016. Kemudian, kata dia, Provinsi Jawa Barat kembali menetapkan status keadaan siaga darurat bencana banjr dan tanah longsor. Pernyataan tersebut, tertuang pada surat penetapan bernomor 360/284-BPBD dan ditandatangani tanggal 1 November 2016.
“Provinsi Jawa Barat dalam keadaan siaga darurat bencana alam banjir dan tanah longsor, terhitung mulai tanggal 1 November 2016 sampai dengan 29 Mei 2017,” katanya.