REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hanny Kristianto, Wakil Ketua Mualaf Centre tersebut mencoba berdakwah dan mensyiarkan agama Islam kepada sesama warga Tionghoa, meski tak melupakan dakwah kepada masyarakat umum.
Kendati begitu, Harry menyesalkan, adanya perilaku sejumlah oknum di komunitas Muslim Tionghoa yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi kendala. Menurut dia, perilaku oknum tersebut justru akan memperburuk citra komunitas Muslim Tionghoa di masyarakat.
''Pemahaman orang kan jadinya, itu kok orang Cina masuk Islam, kayak begitu jadinya. Dikit-dikit pukul, dikit-dikit marah. Jadi, kami pertanyakan Islamnya di mana. Ada orang mengaku beragama, tapi tingkah lakunya tidak mencerminkan ajaran agamanya,'' kata Harry saat dihubungi Republika.
Harry menambahkan, memang di kalangan Muslim Tionghoa, terutama pada masa-masa lalu, masih ada pembedaan yang dilakukan oleh segelintir masyarakat. Mereka masih memandang etnis Tionghoa tersebut. Padahal, jika menilik Alquran, seperti yang tertera di Surat Ali Imran (81), Allah SWT tidak membeda-bedakan siapa pun, atau asal etnis mereka. Asalkan mereka beriman kepada Allah SWT.
''Mereka merasa aneh, Cina kok Islam. Padahal kalau melihat sejarah, Laksamana Ceng Ho, yang merupakan orang Cina, juga ikut menyebarkan agama Islam di Nusantara. Kemudian, karena fitnah hari ini kepada umat Islam begitu banyak, mereka melihat ke orangnya bukan ke kitab atau ajarannya,'' ujar dia.