REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengoptimalkan dialog antarpemuka agama. Dengan cara demikian, maka kerukunan umat beragama di masyarakat berjalan dengan baik dan damai.
"Kami menjalin dialog antarpemuka agama itu dilakukan rutin bulanan," kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Lebak, KH Baijuri di Lebak, Rabu (23/11). Dia menyebutkan, selama ini, toleransi antaragama di Kabupaten Lebak tidak ada masalah terkait perbedaan keyakinan yang dianut masyarakat.
Selain itu, juga dalam kehidupan di masyarakat saling toleransi dan menghargai, sehingga terjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan, sikap toleransi itu dapat dibuktikan jika umat Nasrani merayakan Natal maka umat Muslim melakukan pengamanan gereja maupun mengatur lalu lintas.
Begitu juga sebaliknya bila umat Islam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan mereka saling menghargai dengan tidak makan dan minum di tempat umum. "Kami menilai toleransi antaragama sangat damai dan indah," katanya.
Menurut dia, hubungan antarumat beragama di Kabupaten Lebak seperti saudara sendiri dan tidak pernah terjadi tindakan kekerasan atau ancaman perpecahan. FKUB juga mengoptimalkan dialog antarpemuka agama antara lain pemuka agama Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Konghucu.
Dalam pertemuan dialog itu dilakukan rutin bulanan dan bertujuan menjalin hubungan silatuhrahmi antarpemuka agama. "Kami setiap dialog itu membahas pentingnya kerukunan antarumat beragama dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujarnya.
Kepala Kementerian Agama Kabupaten Lebak Encep Safrudin Muhyi mengatakan, selama ini hubungan kerukunan umat beragama di daerah ini sangat baik dan damai. Hubungan kerukunan antarumat beragama itu tentu perlu dipertahankan sehingga tidak terjadi ancaman perpecahan dalam NKRI.
"Kami secara rutin melakukan pembinaan kepada para pemuka agama dan masyarakat untuk menjalin harmonisasi antarumat beragama agar terjalin dengan baik," katanya.
Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kabupaten Lebak Rubianto mengatakan, selama ini, hubungan antaragama di daerah ini sangat toleransi dan kedamaian. Selain itu, juga kehidupan di masyarakat saling berdampingan juga belum pernah terjadi ancaman perpecahan. "Kalau terjadi perbedaan kita minta diselesaikan dengan baik, dengan mengedepankan kepentingan yang lebih besar," ujarnya.