REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khofifah Indar Parawansa diajukan kembali sebagai ketua badan otonomi perempuan Muslimat NU. Bahkan, dia pun 'kebanjiran' dukungan dalam Kongres XVII di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (23/11).
"Tentu Bu Khofifah tidak akan selamanya memimpin Muslimat NU, tapi saat ini, beliau masih dibutuhkan dan belum ada pengganti sekaliber beliau," ungkap Ketua PW Muslimat NU Bali, Ani Haniah.
Menurut Ani, Khofifah tidak hanya sukses membesarkan Muslimat NU, tapi piawai membentuk pengurus yang andal dalam menjalankan tugas-tugas organisasi. Hal ini, menjadi salah satu dasar, PW dan sembilan PC Bali satu suara mendaulat Khofifah kembali menduduki posisi Ketua Muslimat NU yang memiliki anggota sekitar 35 juta orang itu hingga 2021.
Karena dinilai sukses membesarkan Muslimat NU, dukungan kepada Khofifah Indar Parawansa untuk kembali memimpin mengalir deras dalam kongres yang digelar hingga Minggu 27 November 2016. Ketua PW Muslimat NU Sulawesi Tengah Hj Asria Samaila menuturkan, selama menjadi Ketua Muslimat NU khofifah, menorehkan banyak prestasi, serta dinilai sangat peduli dan mengayomi warganya. Meskipun di tengah rutinitasnya sebagai Menteri Sosial RI.
"Karenanya, PW Sulawesi Tengah dan 13 cabang (PC) di bawahnya satu suara meminta Khofifah tetap memimpin Muslimat NU," katanya. Tidak hanya PW dan 13 PC di Sulawesi Tengah, kata Asriah, Muslimat NU se-Sulawesi ditambah Gorontalo dan Manado sudah ada pembicaraan dan kesepakatan untuk tetap mempertahankan Khofifah.
"Cari figur seperti Bu Khofifah itu susah. Apalagi di Muslimat NU soal pengabdian, bukan semata-mata pengkaderan. Biarpun ada yang lebih muda tapi kalau tidak mampu mengurus Muslimat NU juga tidak tepat," katanya.
Dukungan juga mengalir dari Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Muslimat NU Malaysia. Ketua PCI Muslimat NU Malaysia, Mimin Mintarsih mengatakan, kinerja Khofifah selama memimpin Muslimat NU sangat kongkret dan jelas. Hingga saat ini, belum ada kader yang mampu menggantikannya. "Dengan kapasitasnya, saya kira Bu Khofifah masih dibutuhkan dan layak memimpin Muslimat NU," tuturnya.
Mimin mengungkapkan, program yang digulirkan Khofifah selama menjabat cukup menjawab kebutuhan kader dan anggota Muslimat NU. Tidak hanya di ranah pendidikan, namun juga sosial, kesehatan, dan ekonomi.
Terakhir, Khofifah membentuk Laskar Anti Narkoba di berbagai wilayah di Indonesia sebagai respon untuk memerangi penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia. Muslimat NU, kata dia, mengambil peran sebagai garda terdepan dalam pemberantasan peredaran narkoba yang dimulai dari lingkungan keluarga.