Kamis 24 Nov 2016 07:00 WIB

'Suul Adab', Foto KH Ma’ruf, dan Berkah Ilmu Bagi yang Paham

Red: Muhammad Subarkah
Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Wakil Ketua Umum PBNU Slamet Effendy Yusuf sedang melakukan hormat kepada bendera merah putih pada acara penutupan Kirab Resolusi Jihad NU, dalam ran
Foto:
Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amien dan Ketua Umum PP Muhammadiyah saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana negara.

Pengasuh Pondok Pesantren Raudlathut Tholibin Rembang, KH Yahya Cholil Staquf, misalnya, dalam banyak pengajiannya baik secara langsung maupun yang tersebar di laman Youtube, berulangkali menjelaskan apa risiko santri yang ‘suul adab’. Mungkin dia pintar tapi ‘hujah’-nya tak akan mempan atau bisa menjadi pembimbing umat.

Maka tak heran bila dia pun member tahu apa dan bagaimana cara mencari seorang ulama untuk dijadikan guru. Katanya: Carilah guru yang punya sanad ilmu sampai ke Rasulullah! Nasihat ini sepintas sederhana namun menjadi ‘maha penting’ sebab menandaskan bahwa ajaran yang akan diterima oleh seorang santri itu punya tali temali yang kuat dengan para ulama sebelumnya yang ilmu dan akhlaknya tersambung terus sampai ke periode sahabat hingga baginda Rasul SAW.

‘’Seorang ulama tak hanya bertanggung jawab hingga di dunia, tapi juga bertanggung jawab hingga ke alam akhirat. Tak hanya di depan manusia, pemimpin atau penguasa, tapi harus siap bertanggungjawab di depan Allah Swt,’’ kata Gus Yahya dalam suatu pengajian yang bisa dinikmati di laman Youtube.

Gus Yahya kemudian mencontohkan bagaimana sikap KH Bisri Mustofa yang berkata kepada santrinya bila kelak meningal dunia dan harus berhadap dengan malaikat Munkar Nakir.’’Sudah katakan saja ini rombongannya Kiai Bisri, Sudah katakan itu. Saya tanggung jawab,’’ begitu Gus Yahya mencontohkan sikap KH Bisri Mustofa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement