REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Dukungan mantan presiden Kuba, Fidel Castro, untuk Organisasi Pembebasan Palestina telah tumbuh sejak 1980-an. Seperti diilansir The New Arab, dukungan yang diberikan Castro salah satunya yaitu memberikan pelatihan kepada gerilyawan Palestina selama pemberontakan Intifada pada 1987.
Tak hanya itu, dua tahun lalu Castro juga turut mengutuk serangan Israel di Gaza. Castro menggambarkan serangan tersebut sebagai bentuk baru fasisme yang ‘menjijikkan’. Sebelumnya, hubungan antara Kuba dengan Israel diketahui berjalan dingin selama bertahun-tahun.
“Mengapa pemerintah (Israel) berpikir bahwa dunia akan tahan terhadap genosida mengerikan ini yang sedang dilakukan terhadap rakyat Palestina?” tulisnya dalam sebuah surat kabar lokal.
Pada tahun yang sama, Castro turut menandatangai manifesto pro-Palestina internasional yang menuntut agar Israel menghormati resolusi PBB termasuk mendesak penarikan semua pasukan dan pemukiman Israel dari sejumlah wilayah di Palestina yaitu Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Baca juga, Pemimpin Legendaris Kuba, Fidel Castro Meninggal Dunia.
Sementara, Israel Terus memihak Washington melakukan embargo terhadap perekonomian Kuba. Setelah Presiden AS Barrack Obama menghidupkan kembali AS dengan Havana, kuba, spekulasi muncul bahwa Israel dapat memulihkan hubungan diplomatik dengan Kuba.
Namun, Fidel Castro dan adiknya Raul Catsro tidak tertarik memperbaiki hubungannya dengan Israle karena Kuba bersetia kepada dunia Arab dan Palestina, hubungan yang dibangun olehnya selama bertahun-tahun.