REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kepala Wihara Tanah Putih Semarang Bikkhu Cattamano Thera menilai, kekerasan yang dialami warga Rohingnya di Myanmar tidak selaras dengan ajaran agama Buddha. "Agama beda dengan politik. Bicara agama, bicara baik dan buruk," kata Cattamano.
Menurut dia, agama mengembangkan hal-hal yang baik, menjauhkan diri dari kekerasan dan sifat memusnahkan. Karena itu, daa menyayangkan, terjadinya tragedi kemanusiaan yang menerpa warga Muslim di Rohingnya tersebut.
"Ada mahkluk yang menderita, kita harus turut meringankan beban. Jangan sampai kehidupan mereka tertindas," kata Bikkhu anggota Sangha Theravada Indonesia tersebut, kemarin.
Dia pun menegaskan, agama Buddha mengembangkan cinta kasih. Cinta kasih, tuturnya, dimulai dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal buruk atau tidak baik.
Mengembangkan sikap luhur, kata dia, selaras dengan ajaran Sang Buddha. "Menebar cinta kasih dapat dimulai dari diri sendiri dengan menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal buruk," ujarnya Bikkhu Cattamano.