Rabu 30 Nov 2016 18:48 WIB

Pertemuan Kapolri dan Tokoh Islam Dinilai Positif

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri), Ketua MUI Ma'ruf Amin (kedua kanan), Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI M. Rizieq Shihab (kanan) berjabat tangan seusai memberi keterangan di gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kiri), Ketua MUI Ma'ruf Amin (kedua kanan), Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI M. Rizieq Shihab (kanan) berjabat tangan seusai memberi keterangan di gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian terhadap tokoh dan ormas Islam terkait aksi bela Islam III dianggap tepat. Karena. hal tersebut berpengaruh untuk mendingingkan suasana. 

Menurut pengamat politik UIN Jakarta, aksi massa pada 2 Desember besok yang akhirnya disepakati berpusat di Monas, tidak ada shalat Jumat di jalanan, adalah buah pendekatan dari Kapolri.   

"Cara kapolri dalam berkomunikasi dengan tokoh dan ormas Islam sudah sangat bagus dan efektif menenangkan suasana", ujar Pengamat politik  UIN Jakarta, Ali Munhanif, Rabu (30/11). 

Menurut Ali, komunikasi ini penting untuk meredam gejolak dan menjadi bagian dari pendidikan politik yang patut ditiru penyelengara negara dan juga masyarakat pada umumnya. Ali juga menyinggung soal cara kepolisian yang dipimpin Tito dalam menangani perkara dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Polisi telah menangani kasus ini secara transparan dan tegas sudah dibuktikan dan kita semua menghormatinya " kata Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) UIN Jakarta tersebut.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement