REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Hukum dan Urusan Dalam Negeri Singapura Kasiviswanathan Shanmugam mengatakan ancaman serangan kelompok ekstremis dapat meningkat di negara itu. Hal ini menyusul kekhawatiran atas sejumlah aksi damai yang terjadi di negara tetangga Indonesia.
Ia mengatakan seperti tahun lalu, Indonesia telah memberlakukan status siaga tinggi dan melakukan beberapa penangkapan terkait kelompok ekstremis. Namun, serangan salah satunya dari terduga terorisme terjadi.
"Saya pikir dalam keadaan Indonesia seperti saat ini ancaman dapat datang ke negara-negara tetangganya seperti Singapura meningkat," ujar Shanmugam, Jumat (2/12).
Ia juga menjelaskan telah melihat sejumlah isu dari berita yang beredar mengenai aksi damai terhadap tersangka penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama. Hal itu membuat kekhawatiran dan kewaspadaan Singapura meningkat, mengingat ada kemungkinan kelompok ektremis memanfaatkan situasi tersebut.
"Kami melihat berita-berita yang keluar dengan cepat dari Indonesia dan mengawasinya secara serius," kata Shanmugam.
Awal tahun ini, kepolisian Indonesia telah menangkap enam tersangka yang diyakini terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Mereka diduga hendak merencanakan serangan di Singapura.
Shanmugam juga menuturkan serangan di kawasan hiburan Singapura yang terkenal dapat dilakukan. Ia juga memperkirakan sekitar 1.000 orang dari Asia Tenggara pergi bergabung dengan kelompok militan di Timur Tengah dan sebagian besar berasal dari Malaysia dan Indonesia.