Kamis 28 Apr 2022 05:27 WIB

Sudahkah Ayat-Ayat Surah Al-Maun Diamalkan?

Al-Maun berarti banyak harta, berguna atau bermanfaat, kebaikan, ketaatan, dan zakat.

Alquran: Surah Al-Maun
Foto: VOA
Alquran: Surah Al-Maun

Oleh: Ali Farkhan Tsani 

REPUBLIKA.CO.ID,  -- Di beberapa pengajian, pendiri persyarikatan Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, kerap kali menyampaikan kajian surah al-Maun, salah satu surah dalam Juz Amma.

Baca Juga

Ada jamaah yang penasaran kemudian bertanya, Mengapa Pak Kiai selalu membahas surah al-Maun? Kiai Dahlan pun menjawab dengan bertanya kembali, Sudahkan ayat-ayat tersebut diamalkan?

Al-Maun berarti banyak harta, berguna atau bermanfaat, kebaikan, ketaatan, dan zakat.

Surah ini memberikan gambaran tentang orang-orang yang tidak mau membayar zakat, enggan membantu fakir miskin, membenci anak-anak yatim, punya cukup harta tapi tidak memiliki kepedulian sosial.

Karena tidak memikirkan nasib masyarakat yang hidup dalam kemiskinan dan berkekurangan, yang sejatinya sangat memerlukan bantuan tersebut. Maka, orang-orang seperti ini dikategorikan sebagai Pendusta Agama atau Pendusta Hari Pembalasan.

Tiga ayat pertama surah al-Maun menyebutkan, Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Saat ini, fakta membuktikan bahwa masih terlalu banyak orang-orang miskin yang hidup di tengah komunitas orang kaya. Sebagian orang kekenyangan, sementara sebagian lainnya kelaparan.

Dalam hal ini Rasulullah SAW memberikan peringatan, Tidaklah beriman kepadaku seseorang yang bermalam dalam keadaan kenyang, padahal tetangganya yang di sampingnya dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahuinya. (HR Thabrani).

Ini pulalah yang menjadikan sahabat Nabi SAW, Abu Darda yang segera menulis surat kepada sahabatnya, Salman al-Farisi.

Isi pesannya, Wahai saudaraku, mendekatlah kepada anak yatim, usaplah kepalanya dan berilah ia makan dari makananmu. Karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasululluh SAW bersabda, ketika ada seseorang mengadu kepada Nabi akan kekerasan hatinya.

Lalu Nabi bersabda, 'Mendekatlah kepada anak yatim, usaplah kepalanya dan berilah ia makan dari makananmu. Niscaya hatimu akan lembut dan terpenuhi segala kebutuhanmu'.

Termasuk dalam perkara ini adalah memberikan bantuan kepada saudara-saudara di negeri yang sedang terzalimi, seperti warga di Palestina, Suriah, Myanmar, dan sebagainya. Rasulullah SAW mengingatkan di dalam sabdanya, Beri makanlah olehmu orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit, dan bebaskan orang yang tertawan. (HR Bukhari).

Nabi SAW pun pernah bersabda, Janganlah sekali-kali kamu meremehkan kebaikan walau sekadar menuangkan air dari embermu ke dalam bejana untuk orang yang sedang memerlukan air, dan walau hanya dengan bermuka manis ketika berbicara dengan saudaramu. (HR Ahmad).

BACA JUGA: Surah Al-Maun Lengkap Tafsir, Terjemahan, dan Murrotal

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement