REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Wakil Presiden Filipina Leni Robredo memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya di Kabinet sebagai Menteri Perumahan. Namun, ia mengaku akan tetap mempertahankan jabatan Wakil Presiden.
Keputusan tersebut didasarkan adanya perbedaan besar antara prinsip-prinsip yang dimilikinya dan prinsip-prinsip yang dimiliki Presiden Filipina Rodrigue Duterte. Robredo yang pernah berprofesi sebagai pengacara hak asasi manusia ini, berencana akan memberikan surat pengunduran dirinya pada Senin (5/12) kepada Presiden Duterte.
Di Filipina, presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah. Keduanya sering kali berasal dari partai politik yang berbeda, seperti Duterte dan Robredo.
"Saya tidak akan melepaskan jabatan wakil presiden. Saya tidak akan membiarkan kehendak rakyat digagalkan. Saya akan terus melayani seluruh rakyat Filipina dan memenuhi impian mereka untuk kehidupan yang lebih baik," ujar Robredo.
Pengunduran diri Robredo diduga disebabkan kebijakan Duterte yang mengizinkan pemakaman diktator Ferdinand Marcos dipindahkan ke taman makam pahlawan. Duterte juga memiliki kebijakan kontroversial lainnya, yaitu menyatakan perang berdarah terhadap pengedar narkoba.
Robredo merupakan pejabat kedua yang mengundurkan dari Kabinet Pemerintahan Duterte dalam waktu kurang dari satu pekan. Sebelumnya, Maria Serena Diokno juga memutuskan mengundurkan diri dari jabatan Kepala Komisi Sejarah, Selasa (29/11), sebagai protes dari kebijakan Duterte atas pemakaman Marcos.