Jumat 09 Dec 2016 06:02 WIB

Korban Gempa Terserang Diare di Pengungsian

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Warga yang berada di tempat pengungsian Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Warga yang berada di tempat pengungsian Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua hari setelah bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), Provinsi Aceh, banyak warga yang mulai terjangkit penyakit. Di antara jenis penyakit yang banyak  diderita oleh korban yang kini berada di pengungsian adalah penyakit diare.

Koordinator Pos Kesehatan Pidie Jaya, Eddye Azwar mengatakan pihaknya saat ini belum dapat melakukan perekapan terkait dengan jumlah pengungsi yang menderita penyakit tersebut. Selain penyakit diare, menurut dia, para pengungsi juga banyak yang mengalami sakit perut.

“Nah, ini lah penyakit khusus. Kalau di rumah sakit kan jelas karena tertimpa reruntuhan, tapi di pengungsian tadi ada tim medis tadi. Mereka tanyakan ke pengungsi, rata-ratanya katanya sakit perut, kemudian penyakit diare, mencret,” ujar dia saat ditemui Republika.co.id di Pos Kesehatan RSUD Pidie Jaya, Jumat (9/12) dini hari.

Menurut dia, dalam Pos Kesehatan yang dipimpinnya itu setidaknya ada 30 orang tim kesehatan yang turut membantu para korban gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter tersebut. Puluhan tim medis tersebut disebar ke berabagai kamp pengungsian.

Ia menambahkan, posko tersebut digerakkan untuk memberikan bantuan obat-obatan, serta memberikan makanan tambahan untuk korban ibu hamil.

“Pos Kesehatan Pidie Jaya di sini fokus untuk bantuan untuk obat-obatan, untuk makanan tambahan ibu hamil dan sebagainya. Jika pun menerima logistik, kita langsung distribusikan juga ke pos besar,” kata Eddye.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement