REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Gerakan Perlawanan Islamiyah ‘Hamas’, Jumat (9/12) mengadakan long march dalam rangka memperingati hari lahirnya yang ke-29. Aksi long march yang diikuti oleh ribuan anggota Hamas itu bertolak dari sejumlah masjid lalu bergerak dan berakhir di kota Jebaliyah Utara Gaza.
Peringatan kali ini mengusung tema, “Al-Quds adalah tekad dan janji (yang harus dicapai).” Para peserta aksi yang merupakan anggota Hamas itu membawa bendera pergerakan seraya menyuarakan yel-yel perjuangan. Semangat mereka merupakan bukti konsitensi dalam menempuh perjuangan melawan Israel.
Seperti dilansir suarapalestina.id, hari ini, salah seorang anggota biro politik Hamas, Khalil El-Hayy menilai, bahwa perayaan yang diikuti oleh ribuan orang ini jelas menunjukkan ketahanan dan konsistensi rakyat Palestina secara umum dan Gerakan Hamas secara khusus.
El-Hayyi mengatakankan, meski selama ini gerakan Hamas cukup berat menghadapi tantangan mulai dari episode penangkapan dan pembunuhan para petingginya hingga hikayat blokade yang tak berkesudahan, namun Hamas tetap berpegang teguh pada prinsif dasarnya. “Hamas dari dulu bergerak dengan dasar-dasar Islam yang bertujuan untuk memerdekakan Palestina dengan segala cara terutama melalui jalur perlawanan bersenjata,” katanya.
Ia juga menyebut bahwa blokade Israel yang sudah memasuki tahun ke-10 secara berturut-turut ini justru semakin menguatkan Hamas. Padahal, tujuannya agar Hamas makin lemah dan tak berdaya.
El-Hayyi menyampaikan pesan hormat kepada para pejuang Palestina yang masih mendekam dalam penjara-penjara Israel, sekaligus memberi peringatan kepada para petinggi musuh. “Kalian akan membayar mahal semua ini. Waktu panjang yang terus berjalan sungguh bukanlah untuk kemaslahatan kalian (musuh),”ujar El-Hayyi.
El-Hayyi berharap, ke depan akan terjadi kesepakatan dan rekonsiliasi permanen dengan Gerakan Fatah. Menurutnya, Hamas dan Fatah harus kembali ke meja perundingan dan melanjutkan segala capaian positif yang sudah pernah dihasilkan secara bersama.