REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Singkawang, Burhanudin mengatakan, genangan air (banjir) selain merusak infrastruktur jalan, juga telah merusak lahan pertanian warga khususnya di Singkawang Utara.
"Selain merusak infrastruktur jalan, genangan air (banjir) juga telah merusak lahan pertanian warga khususnya di Singkawang Utara," kata Burhanudin, Selasa (13/12).
Menurutnya, ada sekitar belasan hektare lahan pertanian warga di Singkawang Utara rusak akibat banjir kemarin. "Kerusakan itu terjadi di wilayah Semelagi, Setapuk Hilir, dan Sungai Garam," tuturnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Singkawang, Yusnita Fitriandi membenarkan kerusakan lahan pertanian di kota itu. "Banyak lahan pertanian warga khususnya di Singkawang Utara yang rusak akibat banjir kemarin," kata Yusnita.
Bahkan, padi yang baru saja di tanam warga itu mati karena banjir, lantaran umurnya masih kurang dari seminggu. "Perkiraan ada sekitar 250 hektare sawah di Singkawang Utara yang padinya mati terkena banjir," ujarnya.
Sebelumnya, Tagana Singkawang menyatakan siaga banjir melihat kondisi curah hujan yang cukup deras dalam dua hari terakhir ini yang menyelimuti kota setempat. "Tagana selalu siaga dan wajib siaga," kata Ketua Tagana Singkawang, Zulfian Agus.
Menurut dia, anggota Tagana sudah turun ke lapangan guna melihat perkembangan air terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan banjir. "Dikarenakan curah hujan saat ini cukup deras, maka langsung kita kerahkan anggota untuk melihat perkembangan air terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan banjir," tuturnya.
Agus mengimbau kepada warga utamanya yang tinggal di dataran rendah. Untuk lebih waspada, mengingat curah hujan beberapa hari ini cukup tinggi.
"Diperkirakan cuaca ekstrem ini akan berakhir sampai Januari 2017. Kita berharap banjir tidak kembali terjadi di Kota Singkawang," katanya.