REPUBLIKA.CO.ID, BIAK -- Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor, Papua pada 2017 masih akan menjadikan gua Jepang Binsari di Distrik Samofa sebagai destinasi wisata sejarah primadona untuk menarik kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Biak Numfor Yubelius Usior di Biak, Rabu mengatakan bukti sejarah sisa peninggalan Perang Dunia II saat Jepang berperang melawan sekutu masih dapat dijumpai di goa Jepang dan monumen Perang Dunia II Paray/Anggraidi hingga saat ini.
"Sisa peninggalan dua yang tersimpan di goa Jepang diantaranya tulang belulang, peluru mortir, topi, peralatan minum tentara Jepang serta beberapa piring dan botol minuman masih tersimpan di goa Jepang Bisanri," katanya.
Ia mengatakan pada tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Kabupaten Biak Numfor masih berada di peringkat teratas dibanding turis dari luar negeri lainnya.
Yubelius berharap pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan ke Biak ditargetkan makin meningkat signifikan seiring dengan program kerja sama dibangun Pemerintah Indonesia dan Pemerintahan Jepang dalam bidang sosial budaya, pendidikan, kesehatan serta teknologi informasi.
Menyinggung pengelolaan objek wisata Biak, menurut Yubelius, dari berbagai lokasi objek wisata yang menjadi daya tarik turis untuk berkunjung sebagian besar dikelola masyarakat adat dan kelompok sadar wisata desa bersangkutan.
Pemkab Biak Numfor melalui dinas pariwisata dan kebudayaan menjadi mitra masyarakat adat dalam mengelola objek wisata sejarah. "Objek wisata sejarah masih menjadi daya tarik unggulan bagi wisatawan Jepang, Amerika dan negara Eropa," katanya.
Pada 2016 target, kunjungan wisatawan asing ke Biak 2.000 orang dengan dominan berasal dari Jepang, Eropa dan Amerika.