Rabu 14 Dec 2016 16:36 WIB

Azyumardi: Pesantren Berperan Sangat Signifikan

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agus Yulianto
Prof Dr Azyumardi Azra.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Prof Dr Azyumardi Azra.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Akademisi UIN Syarif Hidayatullah Prof Azyumardi Azraitu menilai, pesantren berperan sangat signifikan. Sebab, pesantren bukan hanya dalam lembaga yang konsen pada bidang pendidikan, melainkan juga membangun serta memperkuat Islam wasatiyyah.

“Saya kira pesantren harus merevitalisasi, memperkuat penyebaran Islam wasathiyah itu. Tidak hanya di Asia Tenggara, melainkan juga di seluruh dunia. Islam wasathiyah itu sangat dibutuhkan karena maraknya terorisme, radikalisme di Timur Tengah, di Asia Selatan, Afrika, dan lain sebagainya,” kata Azyumardi Azra saat ditemui di sela-sela acara Halaqah Ulama se-ASEAN, di Hotel Salak, Bogor, Rabu (14/12).

Sedangkan menurut Prof Abdul Munir Mulkhan, pesantren sebagai lembaga penyebar manfaat bagi lingkungan lokal. Kata dia, konsep rahmatan lil ‘alamin diwujudkan melalui pesantren dan para kiai serta santri yang aktif di masyarakat. Literasi keislaman juga dinilai kian meningkat dengan hadirnya pesantren.

“Pesantren itu penyemai kesalehan sosial. Di mana ada pesantren, maka lingkungannya akan terpengaruh. Jadi kesalehan itu akan menyebar ke lingkungan itu. Di mana pesantren berdiri, maka lingkungan sekitarnya akan semakin saleh,” ucap Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu, Rabu (14/12).

Sayangnya, persoalan bukan hanya tentang ketimpangan Jawa-luar Jawa dalam hal persebaran pesantren. Abdul Munir melihat, peran perguruan tinggi juga masih kurang dalam hal konseptualisasi pesantren. Sehingga, belum ada acuan yang objektif bagaimana merintis dan menyelenggarakan pesantren yang ideal.

“Saya di fakultas tarbiyah, keguruan, dari dulu mengusulkan agar fakultas ini justru ada jurusannya sekolah, madrasah, pesantren.

Sehingga, kalau ada orang yang mau membuat pesantren, ini lho (ada konsep) yang bisa di-copy paste. Walau tentu, masing-masing

(daerah) punya ciri khas. Tetapi harus ada ahli pesantren (yang bisa menjelaskan konsep) itu secara teoretik akademik,” papar dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement