REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan kredit pada tahun depan akan lebih baik dibandingkan pada tahun ini yakni di kisaran 10-12 persen. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ada tiga faktor yang akan mendorong pertumbuhan kredit.
Pertama, pada tahun depan kondisi perbankan akan lebih baik, setelah meningkatkan biaya pencadangan untuk menekan risiko kredit bermasalah pada tahun ini. "Risiko kredit meningkat sehingga bank-bank perlu konsolidasi meningkatkan cadangan untuk risiko kredit macet (NPL). Tapi kami perkirakan gross NPL 3,2 persen di Oktober sudah di puncaknya, mulai menurun," tutur Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (16/12).
Dengan demikian, menurut Perry, perbankan akan lebih siap menyalurkan kredit pada paruh kedua tahun depan. Selain itu, pembiayaan dari nonbank juga akan lebih tinggi pada tahun depan.
Faktor kedua, inisiatif-inisiatif yang dikeluarkan bank sentral dalam sistem pembayaran seperti Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Fintech Office, serta penggunaan uang elektronik untuk penyaluran bantuan sosial. "Itu juga tidak hanya meningkatkan efisiensi tapi juga dorong pertumbuhan ekonomi," imbuhnya.
Ketiga, pendalaman pasar keuangan. Menurut Perry, manfaat dari pendalaman pasar keuangan, yakni memberi variasi alternatif instrumen investasi dalam dan luar negeri untuk mendukung stabilitas, serta menambah variasi jumlah pembiayaan.
Sementara itu, transmisi suku bunga perbankan masih akan terus terjadi. Penurunan suku bunga kredit masih akan turun secara bertahap dan ini sejalan dengan progress konsolidasi perbankan. Saat ini suku bunga kredit baru turun sebesar 0,67 persen, ke depannya, kata Perry masih akan dapat turun 0,5 persen lagi.
Sementara suku bunga deposito umumnya bisa merefleksikan secara penuh. Saat ini suku bunga deposito turun 1,30 persen, dan diperkirakan masih akan ada penurunan 0,2 persen lagi.
Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara menambahkan, geliat ekonomi saat ini sudah mulai kelihatan ditunjukkan dengan kredit perbankan yang membaik dari bulan ke bulan. "Kredit perbankan juga dari bulan ke bulan sudah baik. Kalau lihat angka ekspor juga cukup baik. Jadi geliat ekonomi sudah mulai keliatan tapi memang recovery ini terus berlanjut di 2017," kata Mirza.
Kendati begitu, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun ini tidak dapat melebihi 9,0 persen dan masih berada di kisaran 7,0-9,0 persen.